ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Patriot-bangsa - Operasi pembebasan sandera
pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Internasional Don Muang,
Bangkok, Thailand, ditetapkan pada 31 Maret 1981. Pasukan yang akan melakukan
penyerbuan adalah Tim Antiteror Kopassandha (kemudian Kopassus) dipimpin oleh Sintong
Panjaitan.
Sebelum penyerbuan, Sintong
menyadari kondisi anak buahnya sudah lelah dan kurang tidur akibat latihan
terus-menerus dan beban tanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan
tugasnya. Untuk mengurangi rasa lelah anak buahnya, dia bersandirwara. Dia
keluar dari ruangan sambil berkata bahwa dia dipanggil. Padahal, sebenarnya
tidak seorang pun memanggilnya.
Setelah masuk kembali, Sintong
melempar senjatanya ke meja dan berkata, “Setengah mati kita latihan. Lupakan
saja. Ternyata kita tidak jadi melakukan penyerbuan.” Dia menjelaskan, pasukan
Thailand tidak mengizinkan pasukan Indonesia yang melaksanakan operasi
pembebasan sandera. Mereka dapat menyelesaikannya dengan cara yang tampaknya
berhasil.
“Jadi besok kita segera
pulang. Matikan lampu, terus tidur,” kata Sintong. Ketegangan pun hilang dan
anak buahnya tidur. Bahkan, beberapa orang di antaranya tidur mendengkur. Dia
merasa senang melihat anak buahnya tidur pulas. “Mereka benar-benar tidur lelap
untuk istirahat,” kata Sintong dalam biografinya, Perjalanan Seorang Prajurit
Para Komando.
Setelah kurang lebih satu jam,
Sintong membangunkan mereka. Dia memberi aba-aba. “Lakukan persiapan. Kita jadi
melaksanakan penyerbuan.” Anak buahnya yang telah segar bersiap dengan sigap
dan penuh semangat.
Waktu penyerbuan pun tiba pada
pukul 03.00 dini hari. Penyerbuan untuk membabaskan sandera dan melumpukan para
pembajak hanya memakan waktu tiga menit. Disiapkan 17 peti jenazah untuk korban
yang akan jatuh. Perkiraan itu meleset karena hanya diperlukan lima peti
jenazah untuk kelima pembajak. Tak seorang pun sandera terluka. Korban dari Tim
Antiteror yaitu Capa Ahmad
Kirang. Sementara pihak Garuda
kehilangan kapten pilot Herman Rante. Pukul 05.00 waktu setempat, Tim Antiteror
Kopassandha ditarik dari Bangkok kembali ke basis di Cijantung, Jakarta Timur.
Foto: Sintong Panjaitan,
komandan Tim Antiteror Kopassandha, yang memimpin pembebasan sandera pembajakan
pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Internasional Don Muang, Bangkok,
Thailand.
Silahkan dishare
Baca Juga
Sumber: Kartono Riyadi/Kompas.
0 Response to "Ketika Seorang Komandan Harus Bersandiwara agar Anak Buah Bisa Tidur, Kisah yang Unik!"
Posting Komentar